SOSOK IBU HEBAT DENGAN ANAK MIKROSEPALUS
Kisah perjuangan Miskah dalam membimbing putrinya, Maulawiyah (Ola), patut diapresiasi. Kenapa begitu? Setelah gempa bumi dahsyat yang melanda Lombok pada Agustus 2018, Miskah dan suaminya harus tinggal di tenda darurat dengan kondisi tidak layak selama berbulan-bulan. Hanya beberapa bulan setelah bencana ini, saat hamil 7 bulan anak pertamanya, suaminya meninggal karena sakit malaria. Belum berhenti di situ, setelah suaminya meninggal Miskah diberitahu bahwa anaknya tidak akan memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Ola masih dalam kandungan ibunya ketika dia didiagnosis menderita mikrosefalus.
Setelah lahir, Ola harus menjalani perawatan di ruang NICU selama 15 hari serta operasi karena adanya tonjolan menyerupai kantung yang menonjol melalui lubang di tengkoraknya. Hal ini menyebabkan Ola memiliki lingkar kepala yang kecil, sering kejang, dan keterlambatan tumbuh kembang, sehingga ia disarankan untuk mengikuti terapi secara teratur untuk mengejar ketertinggalannya.
Miskah belajar teknik latihan terapi agar dapat melatih Ola di rumah dengan baik
“Ola mengikuti terapi secara teratur karena mengejar ketertinggalannya yang disebabkan oleh lingkar kepala yang kecil dan karena sering kejang”
Dengan kondisi tersebut, Miskah memilih untuk fokus merawat dan melatih Ola agar memiliki perkembangan yang lebih baik. Di penghujung tahun 2019, salah satu dokter menyarankan Ola untuk terapi Ola di LombokCare dan tanpa pikir panjang Miskah langsung mendaftarkannya. Saat itu, Ola berusia 9 bulan dan hanya bisa berbaring. Setelah 1,5 tahun terapi di LombokCare, kini Ola sudah lebih baik dalam merespon mengangkat kepala, tidur miring, dan tengkurap sendiri. Pencapaian luar biasa ini menjadi bukti bahwa harapan seorang ibu pasti berdampak besar pada perkembangan seorang anak, mengingat dokter mengatakan dia tidak akan bisa bertahan.
“Pencapaian luar biasa ini menjadi bukti bahwa harapan seorang ibu pasti berdampak besar pada perkembangan seorang anak, mengingat dokter mengatakan kepadanya bahwa sang anak tidak akan bisa bertahan.”
Ola sedang melatih kekuatan otot lehernya saat layanan fisioterapi
Selain anak yang mendapatkan layanan yang baik dan rutin, LombokCare juga memberikan informasi dan edukasi tentang terapi kepada orang tua. Kini Miskah sangat aktif mengulang-ulang latihan yang diberikan oleh terapis, ia juga gigih dalam mengadvokasi dan menyemangati orang tua lain yang memiliki anak berkebutuhan khusus untuk segera dirawat, serta membagikan paket nutrisi yang diterima Ola kepada tetangganya yang juga memiliki kebutuhan khusus. Bahkan, dia menularkan energi positif ini kepada keluarga mereka, sehingga ada anggota keluarga yang termotivasi yang sekarang tertarik untuk menjadi terapis.
“Dia juga gigih dalam mengadvokasi dan mendorong orang tua lain”
Motivasi yang membuat Miskah tetap kuat adalah optimisme karena setelah menjalani terapi sedikit demi sedikit ada perkembangan baik dari Ola, ia bersyukur mendapat dukungan kuat dari keluarga suaminya dan berharap Ola memiliki masa depan yang lebih cerah.