GADIS YANG HEBAT DALAM MENJALANI HIDUP
Kegembiraan gadis cilik berusia 11 tahun yang akrab disapa Ica ini menunjukkan betapa hebatnya ia dalam menjalani hidup. Terlahir sebagai anak kembar tidak membuatnya sama dengan kakaknya yang tumbuh seperti anak pada umumnya. Lahir prematur dengan berat lahir hanya 1,5 kilogram, Ica harus menjalani perawatan lanjutan karena kejang-kejang yang terus menimpanya. Karena kondisi orang tuanya yang terbatas Ica tidak pernah lagi dibawa untuk pemeriksaan lebih lanjut, tetapi cinta dan perhatian orang tua tidak pernah berhenti untuk Ica.
Om Apip memberi motivasi, Ica memberi inspirasi
“Selebumnya, Ica belum mampu posisi bridging, jongkok, berdiri sendiri atau berjalan”
Di usia 8,5 tahun dengan kondisi berjalan dengan dipapah orang tuanya, Ica mendaftar untuk belajar di SLB Pelangi LombokCare. Motivasi terbesar untuk bersekolah datang dari Ica sendiri, yang sangat ingin belajar seperti saudara kembarnya yang duduk di kelas 3 SD saat itu juga. Selain bersekolah, Ica juga mendapatkan pelayanan fisioterapi dengan diagnosis Cerebral Palsy yang dideritanya. Dia belum mampu posisi bridging, jongkok, berdiri sendiri, atau berjalan. Ia pernah mendapat kursi roda dari seseorang namun tidak pernah menggunakannya karena lebih semangat berjalan meski hanya bisa menggunakan lututnya.
“Ica adalah bukti bahwa setiap detik yang berlalu itu berharga untuk dipelajari, bukan untuk disesali.”
Selama hampir 2,5 tahun menjadi anak LombokCare, Ica selalu mengikuti kegiatan di Yayasan. Dia memahami dan menjalankan instruksi terapis dan guru dengan baik, mampu bersosialisasi dengan teman-temannya dan selalu tersenyum dengan percaya diri. Sikap positif inilah yang membuat Ica mengalami perkembangan yang luar biasa, kini ia sudah bisa berjalan tanpa bantuan bukan hanya 1 atau 2 langkah tapi selama ia mampu dan sedang menuju ke tahap belajar mengontrol keseimbangan saat berjalan. Komunikasi Ica semakin baik, meski ada beberapa artikulasi yang kurang jelas ia tetap berusaha menyampaikan apa yang diinginkannya.Hal ini juga tidak terlepas dari peran orang tua yang selalu berkomitmen untuk mendampingi dan melatih tidak hanya di Yayasan tetapi juga di rumah. Ica adalah bukti bahwa setiap detik yang berlalu itu berharga untuk dipelajari, bukan untuk disesali.