TIM KAMI
Tough times don’t last
– TOUGH TEAMS DO –
Mindie Schreurs
Pembina
Dia baru berusia 4 tahun ketika pertama kali mengunjungi Indonesia dan mencicipi beragam rempah dan budaya Indonesia. Kakek-neneknya pindah ke Indonesia, itulah sebabnya Mindie dan keluarganya mengunjungi Indonesia hampir setiap tahun sejak saat itu.
Selama studi Pekerjaan Sosial (khususnya Pedagogical Care) dia harus menjalani magang yang mengubah hidupnya di Lombok dan jatuh cinta dengan negara asal neneknya. Pengalaman magangnya menunjukkannya bahwa di Lombok, pengasuhan khusus untuk anak-anak penyandang disabilitas (kebanyakan fisik) belum optimal dan tidak dapat diakses oleh anak-anak dari keluarga kurang mampu dan berpenghasilan rendah.
Mindie pindah ke Indonesia pada 2010 untuk memulai babak baru dalam hidupnya. Sejak itu dia tidak pernah berhenti berjuang untuk mengembangkan LombokCare menjadi organisasi yang berkelanjutan untuk mendukung lebih banyak anak dan keluarga mereka. Dia sangat suka melampaui hal yang biasa!
Apip Sutardi
Ketua
Siapa sangka Apip akan menjalankan sebuah Yayasan? Sebelum perjalanannya di LombokCare dimulai, Apip bergerak ke seluruh Indonesia bersama band-nya.
Mengajar musik di LombokCare adalah pengalaman pertamanya berinteraksi dengan anak-anak difabel, yang telah menginspirasinya sepanjang perjalanan untuk menciptakan lagu anak-anak baru yang belum berkembang pesat di Indonesia selama bertahun-tahun. Apip alias Om Apip telah merilis 2 album dan hasil penjualannya sepenuhnya disumbangkan ke LombokCare.
Apip aktif sebagai ketua sejak 2012. Kecintaannya pada musik dan seni lainnya kini menyatu dengan keterampilan manajemennya dalam menciptakan inklusi melalui gerakan seni untuk menambah misi LombokCare. Selain itu ia memiliki keyakinan penuh bahwa musik dan seni adalah salah satu bentuk terapi terbesar untuk kemajuan perkembangan anak-anak LombokCare.
Faridatul Mulyati, S.E
Bendahara
Faridatul Mulyati, yang juga dikenal sebagai ‘ibu Yati’, telah lama berjuang untuk menemukan pekerjaan yang cocok untuknya. Satu tahun setelah melamar di LombokCare, dia akhirnya mendapat telepon yang membuatnya bercampur antara rasa syukur, bahagia, takut, dan khawatir. Dia diundang untuk wawancara kerja di LombokCare, tapi dia hamil 8 bulan. Siapa yang benar-benar akan mempekerjakan wanita yang sedang hamil tua?
Doanya dikabulkan, mendapatkan pekerjaan di LombokCare sangat melegakan karena sekarang dia bisa menghidupi ekonomi keluarganya yang saat itu belum stabil. Dia memulai perjalanannya di LombokCare pada tahun 2013, hanya 2 minggu sebelum tanggal perkiraan kelahiran anak keduanya.
Selain keterampilan akuntansinya, dia adalah orang yang berhati lembut yang selalu terbuka untuk mendengar cerita luar biasa dari kedua orang tua dari anak-anak serta staf kami. Kini, ibu Yati berdedikasi penuh untuk membantu sesama, terutama para ibu dari anak-anak ini yang berjuang lebih keras dari sebelumnya.
Ary Januar Ismana
IT & Komunikasi
Apa itu ‘disabilitas’? Itu yang sering dipertanyakan Ary. Jawaban yang sering dia dapatkan adalah ‘seseorang yang tidak normal’, meskipun ini sepertinya bukan jawaban yang tepat untuknya. Ingin tahu, Ary pun tertarik untuk bergabung dengan LombokCare. Setelah mengunjungi LombokCare untuk pertama kalinya pada Januari 2019, ia memutuskan untuk melamar.
Mengingat beragamnya keterampilan TI dan digital otodidak, Ary dipekerjakan di LombokCare pada Juni 2019. Tidak butuh waktu lama baginya untuk mengetahui bahwa penyandang disabilitas memiliki bakat luar biasa dalam membuat dunia penuh warna. Di LombokCare, tim kami menciptakan peluang bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk berkembang dan mengejar impian mereka seperti yang dilakukan semua orang di dunia.
Ary menyukai kenyataan bahwa LombokCare berfokus pada banyak aspek untuk mendukung anak-anak ini. Karena sangat terinspirasi oleh lingkungan kerja yang hebat ini, dia bersemangat dan berupaya menjangkau juga menyentuh lebih banyak orang secara digital untuk mengadvokasi mereka bergabung dengan gerakan LombokCare untuk inklusi.
Amanda Dwitiya
Pebriani S.IP
Administrasi
Ketertarikannya pada kegiatan sosial mengantarkan Manda, lulusan Ilmu Politik, ke gerbang Yayasan LombokCare pada Februari 2017.
Dia percaya diri dengan keterampilan administrasinya dan selain itu dia memiliki berbagai macam kemampuan seperti menulis dan menjadi MC di berbagai acara. Dia suka memberikan layanan kepada masyarakat dan berjuang untuk masalah sosial dan kemanusiaan.
Menurut Manda, tim ini selalu berpikir out of the box dan nekat mengeksekusi ide-ide gila yang membuat LombokCare menjadi pionir dalam banyak hal. Dia percaya ada kebahagiaan di setiap sudut, sama seperti ada harapan di setiap gerakan kecil.
Manda berharap LombokCare dapat menjangkau lebih banyak daerah dan membantu lebih banyak anak yang membutuhkan sehingga yayasan kecil di pulau Lombok yang indah ini dapat berperan besar dalam mewujudkan Indonesia yang inklusif.
Dedek Tri Utama, S.Sos.I
Dokumentasi & Publikasi
Dedek melakukan magang di LombokCare pada tahun 2015. Setelah lulus dari Pekerjaan Sosial khusus di bidang Komunikasi dan Penyiaran, dia tidak benar-benar berniat untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal proyek video yang dia buat selama magang, membuat kesan yang baik di papan LombokCare dan itu membuat mereka mengundang Dedek untuk wawancara kerja pada Februari 2017.
Dedek senang bisa membantu anak berkebutuhan khusus. Di matanya, LombokCare seperti rumah keduanya, di mana ia mendapatkan potensi untuk tumbuh dan mengembangkan keterampilan dan kemampuannya. Ia juga diberkati untuk menemukan cinta dalam hidupnya di LombokCare, yaitu Har, merupakan guru yang berdedikasi di sekolah khusus kami SLB Pelangi LombokCare.
Dedek adalah salah satu orang di balik semua video LombokCare, yang bertujuan untuk membuat informasi lebih mudah diakses secara digital untuk menjangkau lebih banyak orang, bahkan di tingkat nasional.
Budiman, S.Sos
Pekerja Sosial
Pengalaman pertama Budi di LombokCare adalah ketika ia melakukan magang untuk studinya Pekerjaan Sosial di LombokCare pada akhir tahun 2016. Setelah menyelesaikan studinya pada tahun 2017 Budi memutuskan untuk kembali ke desanya di Lombok Tengah untuk membantu orang tuanya dalam bertani. Memanen padi di tengah persawahan yang indah di dekat rumahnya, adalah aktivitasnya sehari-hari.
Gempa dahsyat yang melanda Lombok pada Juli 2018 itulah yang membuat Budi menapaki jalan baru dalam hidup. Hanya dua hari setelah gempa pertama, dia menerima telepon dari Apip, ketua LombokCare, yang sedang mencari orang untuk bergabung dengan program bantuan darurat yang sedang dilaksanakan oleh LombokCare. Mendistribusikan paket sembako dan sembako ke wilayah terdampak gempa adalah tugas pertama Budi.
Sejak saat itu, Budi aktif sebagai pekerja sosial kami. Budi benar-benar bersemangat dengan pekerjaannya dan melakukan lebih dari yang diharapkan darinya, apa pun situasinya. Memperbaiki ban kempes saat off-road untuk survei rumah ke daerah pedesaan dan terpencil adalah salah satunya.
Martina Ramadhani, A.md FT
Koordinator Rehabilitasi & Fisioterapis
Pada bulan Desember 2018 dia diberitahu tentang lowongan pekerjaan fisioterapi LombokCare oleh mantan kolega baby spa tempat dia bekerja selama 2 tahun setelah lulus dari studinya. Martina tidak sabar untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dia dapatkan dari kuliah dalam pekerjaan sehari-hari dan memutuskan untuk langsung melamar pekerjaan khusus ini.
Ketika memulai sebagai fisioterapis paruh waktu di LombokCare pada Januari 2019, dia tidak tahu banyak tentang anak-anak disabilitas meskipun keinginannya untuk belajar tentang tata cara merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak-anak ini sangat besar. Berkat bimbingan terbuka dari rekan-rekan rehabilitasinya, ia akhirnya berhasil menjadi koordinator program rehabilitasi sejak Januari 2021.
Martina menyatakan bahwa LombokCare memiliki suasana kerja terbaik yang diharapkan: kerjasama multidisiplin dan profesional yang hebat, kekompakan tim, dan lingkungan yang ramah anak.
M. Rasyid Ridho, S.Pd
Koordinator Edukasi & Kepala Sekolah
Muhammad Rasyid Ridho atau akrab disapa Ridho selalu bercita-cita menjadi guru. Ketika dia mendengar bahwa dia bisa melamar pekerjaan di LombokCare, dia tidak ragu-ragu. Sedikit yang dia tahu tentang anak-anak penyandang disabilitas ketika dia baru memulai karirnya di LombokCare pada September 2015, tetapi ini tidak membuatnya kurang berdedikasi pada pekerjaannya.
Selain keterampilan mengajarnya, Ridho senang berkomunikasi dengan orang-orang, terutama dengan orang tua anak-anak. Selama 2 tahun pertama bekerja di LombokCare ia adalah seorang guru dan pekerja sosial. Sejak Juli 2017, Ridho menjabat sebagai kepala sekolah di SLB Pelangi LombokCare.
Melihat senyum bahagia anak-anak dan orang tua mereka ketika mereka lulus dan mencapai cita-cita, adalah ‘hadiah terbesar’ bagi Ridho untuk kerja keras yang ia laksanakan.
Tim manajemen LombokCare terasa seperti satu keluarga bagi Ridho. Kreativitas, inovasi, artistik, dan totalitas adalah kata-kata yang menurut Ridho menjadi ciri khas LombokCare.
Mindie Schreurs
Apip Sutardi
Faridatul Mulyati, SE
Ary Januar Ismana
Amanda Dwitiya Pebriani, S.IP
Dedek Tri Utama, S.Sos.I
Budiman, S.Sos
Martina Ramadhani, A.md FT
M. Rasyid Ridho, S.Pd
Mindie Schreurs
Pembina
Dia baru berusia 4 tahun ketika pertama kali mengunjungi Indonesia dan mencicipi beragam rempah dan budaya Indonesia. Kakek-neneknya pindah ke Indonesia, itulah sebabnya Mindie dan keluarganya mengunjungi Indonesia hampir setiap tahun sejak saat itu.
Selama studi Pekerjaan Sosial (khususnya Pedagogical Care) dia harus menjalani magang yang mengubah hidupnya di Lombok dan jatuh cinta dengan negara asal neneknya. Pengalaman magangnya menunjukkannya bahwa di Lombok, pengasuhan khusus untuk anak-anak penyandang disabilitas (kebanyakan fisik) belum optimal dan tidak dapat diakses oleh anak-anak dari keluarga kurang mampu dan berpenghasilan rendah.
Mindie pindah ke Indonesia pada 2010 untuk memulai babak baru dalam hidupnya. Sejak itu dia tidak pernah berhenti berjuang untuk mengembangkan LombokCare menjadi organisasi yang berkelanjutan untuk mendukung lebih banyak anak dan keluarga mereka. Dia sangat suka melampaui hal yang biasa!
Apip Sutardi
Ketua
Siapa sangka Apip akan menjalankan sebuah Yayasan? Sebelum perjalanannya di LombokCare dimulai, Apip bergerak ke seluruh Indonesia bersama band-nya.
Mengajar musik di LombokCare adalah pengalaman pertamanya berinteraksi dengan anak-anak difabel, yang telah menginspirasinya sepanjang perjalanan untuk menciptakan lagu anak-anak baru yang belum berkembang pesat di Indonesia selama bertahun-tahun. Apip alias Om Apip telah merilis 2 album dan hasil penjualannya sepenuhnya disumbangkan ke LombokCare.
Apip aktif sebagai ketua sejak 2012. Kecintaannya pada musik dan seni lainnya kini menyatu dengan keterampilan manajemennya dalam menciptakan inklusi melalui gerakan seni untuk menambah misi LombokCare. Selain itu ia memiliki keyakinan penuh bahwa musik dan seni adalah salah satu bentuk terapi terbesar untuk kemajuan perkembangan anak-anak LombokCare.
Faridatul Mulyati, SE
Bendahara
Faridatul Mulyati, yang juga dikenal sebagai ‘ibu Yati’, telah lama berjuang untuk menemukan pekerjaan yang cocok untuknya. Satu tahun setelah melamar di LombokCare, dia akhirnya mendapat telepon yang membuatnya bercampur antara rasa syukur, bahagia, takut, dan khawatir. Dia diundang untuk wawancara kerja di LombokCare, tapi dia hamil 8 bulan. Siapa yang benar-benar akan mempekerjakan wanita yang sedang hamil tua?
Doanya dikabulkan, mendapatkan pekerjaan di LombokCare sangat melegakan karena sekarang dia bisa menghidupi ekonomi keluarganya yang saat itu belum stabil. Dia memulai perjalanannya di LombokCare pada tahun 2013, hanya 2 minggu sebelum tanggal perkiraan kelahiran anak keduanya.
Selain keterampilan akuntansinya, dia adalah orang yang berhati lembut yang selalu terbuka untuk mendengar cerita luar biasa dari kedua orang tua dari anak-anak serta staf kami. Kini, ibu Yati berdedikasi penuh untuk membantu sesama, terutama para ibu dari anak-anak ini yang berjuang lebih keras dari sebelumnya.
Ary Januar Ismana
IT & Komunikasi
Apa itu ‘disabilitas’? Itu yang sering dipertanyakan Ary. Jawaban yang sering dia dapatkan adalah ‘seseorang yang tidak normal’, meskipun ini sepertinya bukan jawaban yang tepat untuknya. Ingin tahu, Ary pun tertarik untuk bergabung dengan LombokCare. Setelah mengunjungi LombokCare untuk pertama kalinya pada Januari 2019, ia memutuskan untuk melamar.
Mengingat beragamnya keterampilan TI dan digital otodidak, Ary dipekerjakan di LombokCare pada Juni 2019. Tidak butuh waktu lama baginya untuk mengetahui bahwa penyandang disabilitas memiliki bakat luar biasa dalam membuat dunia penuh warna. Di LombokCare, tim kami menciptakan peluang bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk berkembang dan mengejar impian mereka seperti yang dilakukan semua orang di dunia.
Ary menyukai kenyataan bahwa LombokCare berfokus pada banyak aspek untuk mendukung anak-anak ini. Karena sangat terinspirasi oleh lingkungan kerja yang hebat ini, dia bersemangat dan berupaya menjangkau juga menyentuh lebih banyak orang secara digital untuk mengadvokasi mereka bergabung dengan gerakan LombokCare untuk inklusi.
Amanda Dwitiya P. S.IP
Administrasi
Ketertarikannya pada kegiatan sosial mengantarkan Manda, lulusan Ilmu Politik, ke gerbang Yayasan LombokCare pada Februari 2017.
Dia percaya diri dengan keterampilan administrasinya dan selain itu dia memiliki berbagai macam kemampuan seperti menulis dan menjadi MC di berbagai acara. Dia suka memberikan layanan kepada masyarakat dan berjuang untuk masalah sosial dan kemanusiaan.
Menurut Manda, tim ini selalu berpikir out of the box dan nekat mengeksekusi ide-ide gila yang membuat LombokCare menjadi pionir dalam banyak hal. Dia percaya ada kebahagiaan di setiap sudut, sama seperti ada harapan di setiap gerakan kecil.
Manda berharap LombokCare dapat menjangkau lebih banyak daerah dan membantu lebih banyak anak yang membutuhkan sehingga yayasan kecil di pulau Lombok yang indah ini dapat berperan besar dalam mewujudkan Indonesia yang inklusif.
Dedek Tri Utama, S.Sos.I
Dokumentasi & Publikasi
Dedek melakukan magang di LombokCare pada tahun 2015. Setelah lulus dari Pekerjaan Sosial khusus di bidang Komunikasi dan Penyiaran, dia tidak benar-benar berniat untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal proyek video yang dia buat selama magang, membuat kesan yang baik di papan LombokCare dan itu membuat mereka mengundang Dedek untuk wawancara kerja pada Februari 2017.
Dedek senang bisa membantu anak berkebutuhan khusus. Di matanya, LombokCare seperti rumah keduanya, di mana ia mendapatkan potensi untuk tumbuh dan mengembangkan keterampilan dan kemampuannya. Ia juga diberkati untuk menemukan cinta dalam hidupnya di LombokCare, yaitu Har, merupakan guru yang berdedikasi di sekolah khusus kami SLB Pelangi LombokCare.
Dedek adalah salah satu orang di balik semua video LombokCare, yang bertujuan untuk membuat informasi lebih mudah diakses secara digital untuk menjangkau lebih banyak orang, bahkan di tingkat nasional.
Budiman, S.Sos
Pekerja Sosial
Pengalaman pertama Budi di LombokCare adalah ketika ia melakukan magang untuk studinya Pekerjaan Sosial di LombokCare pada akhir tahun 2016. Setelah menyelesaikan studinya pada tahun 2017 Budi memutuskan untuk kembali ke desanya di Lombok Tengah untuk membantu orang tuanya dalam bertani. Memanen padi di tengah persawahan yang indah di dekat rumahnya, adalah aktivitasnya sehari-hari.
Gempa dahsyat yang melanda Lombok pada Juli 2018 itulah yang membuat Budi menapaki jalan baru dalam hidup. Hanya dua hari setelah gempa pertama, dia menerima telepon dari Apip, ketua LombokCare, yang sedang mencari orang untuk bergabung dengan program bantuan darurat yang sedang dilaksanakan oleh LombokCare. Mendistribusikan paket sembako dan sembako ke wilayah terdampak gempa adalah tugas pertama Budi.
Sejak saat itu, Budi aktif sebagai pekerja sosial kami. Budi benar-benar bersemangat dengan pekerjaannya dan melakukan lebih dari yang diharapkan darinya, apa pun situasinya. Memperbaiki ban kempes saat off-road untuk survei rumah ke daerah pedesaan dan terpencil adalah salah satunya.
Martina Ramadhani, A.md FT
Koordinator Rehabilitasi & Fisioterapis
Pada bulan Desember 2018 dia diberitahu tentang lowongan pekerjaan fisioterapi LombokCare oleh mantan kolega baby spa tempat dia bekerja selama 2 tahun setelah lulus dari studinya. Martina tidak sabar untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dia dapatkan dari kuliah dalam pekerjaan sehari-hari dan memutuskan untuk langsung melamar pekerjaan khusus ini.
Ketika memulai sebagai fisioterapis paruh waktu di LombokCare pada Januari 2019, dia tidak tahu banyak tentang anak-anak disabilitas meskipun keinginannya untuk belajar tentang tata cara merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak-anak ini sangat besar. Berkat bimbingan terbuka dari rekan-rekan rehabilitasinya, ia akhirnya berhasil menjadi koordinator program rehabilitasi sejak Januari 2021.
Martina menyatakan bahwa LombokCare memiliki suasana kerja terbaik yang diharapkan: kerjasama multidisiplin dan profesional yang hebat, kekompakan tim, dan lingkungan yang ramah anak.
M.Rasyid Ridho, S.Pd
Koordinator Edukasi & Kepala Sekolah
Muhammad Rasyid Ridho atau akrab disapa Ridho selalu bercita-cita menjadi guru. Ketika dia mendengar bahwa dia bisa melamar pekerjaan di LombokCare, dia tidak ragu-ragu. Sedikit yang dia tahu tentang anak-anak penyandang disabilitas ketika dia baru memulai karirnya di LombokCare pada September 2015, tetapi ini tidak membuatnya kurang berdedikasi pada pekerjaannya.
Selain keterampilan mengajarnya, Ridho senang berkomunikasi dengan orang-orang, terutama dengan orang tua anak-anak. Selama 2 tahun pertama bekerja di LombokCare ia adalah seorang guru dan pekerja sosial. Sejak Juli 2017, Ridho menjabat sebagai kepala sekolah di SLB Pelangi LombokCare.
Melihat senyum bahagia anak-anak dan orang tua mereka ketika mereka lulus dan mencapai cita-cita, adalah ‘hadiah terbesar’ bagi Ridho untuk kerja keras yang ia laksanakan.
Tim manajemen LombokCare terasa seperti satu keluarga bagi Ridho. Kreativitas, inovasi, artistik, dan totalitas adalah kata-kata yang menurut Ridho menjadi ciri khas LombokCare.